Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Apa Itu Influencer Marketing

Sebagai negara terpadat keempat di dunia dengan 270 juta orang, Indonesia tidak diragukan lagi merupakan salah satu pasar terpenting bagi pemasar digital di Asia Tenggara.

Saat ini, ada sekitar 100 juta pengguna media sosial di Indonesia. Menariknya, media sosial tidak hanya untuk komunikasi. Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, LINE, WhatsApp, Snapchat, dan bahkan TikTok semuanya digunakan sebagai bagian dari strategi e-commerce yang kompleks untuk usaha kecil (Usaha Kecil Menengah – UKM).

Menurut sebuah penelitian Google, 70% pelanggan remaja YouTube mengatakan bahwa mereka lebih terhubung dengan YouTuber daripada dengan selebriti tradisional — dan percayalah, ini bukan hanya di YouTube. Influencer media sosial dapat ditemukan di berbagai platform populer seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Snapchat. Platform ini dipenuhi dengan influencer paling kuat yang semakin memahami cara terbaik untuk bermitra dengan merek dalam kampanye kreatif.
https://www.risetpasar.id/2022/03/apa-itu-influencer-marketing.html

Pemasaran influencer adalah bentuk pemasaran penting yang memanfaatkan KOL (Pemimpin Opini Utama) dan pengaruhnya untuk menjangkau pasar yang lebih besar melalui saluran media sosial mereka. Selain Facebook, di antara banyak platform media sosial yang beroperasi di Indonesia, Instagram dan YouTube juga terbukti menjadi masa depan jaringan media sosial dan pemasaran influencer. 

Menurut Google Trends, Twitter telah digantikan oleh Instagram yang kini menjadi media sosial terpopuler kedua di Indonesia. Instagram diharapkan menjadi salah satu media sosial yang potensial dan akan menjadi platform pemasaran yang populer dengan influencer volume tinggi dan berkualitas tinggi.

Dengan banyaknya platform digital dan disrupsi teknologi yang terjadi di Indonesia, serta konsumen yang semakin pintar dalam membelanjakan uangnya secara online, jelas bahwa pemasar harus beralih ke digital agar tetap relevan.

Tetapi dalam lingkungan yang kompetitif seperti Indonesia, bagaimana Anda menonjol dari yang lain? Sebagai seorang pemasar, berikut adalah beberapa statistik penting yang terkait dengan pemasaran media sosial dan pemasaran influencer.

Tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia sekitar 40% pada tahun 2015 dan diperkirakan akan mencapai sekitar 160 juta pada tahun 2020. Jumlahnya melebihi ekspektasi. Menurut data APJII yang dirilis Katadata, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta pada tahun 2020.

Per April 2017, ada sekitar 91 juta pengguna Facebook di Indonesia.

Industri periklanan digital mengalami pertumbuhan dua digit dalam pengeluaran iklan dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut eConsultancy, hampir 60% merek fashion dan kecantikan siap menerapkan strategi pemasaran influencer.

Menurut eMarketer, 84% pemasar mengatakan mereka akan meluncurkan setidaknya satu kampanye influencer dalam 12 bulan.

Menurut Google, 70% pelanggan remaja YouTube mengatakan mereka merasa lebih terhubung dengan YouTuber daripada selebriti tradisional.

Menurut laporan oleh Digital News Report, 47% konsumen online menggunakan pemblokir iklan.

Twitter telah dilampaui oleh Instagram dan kini menjadi media sosial terpopuler kedua di Indonesia.

50% pengguna internet di Indonesia menggunakan Instagram, dan jumlah pengguna Instagram di Indonesia kini mencapai 69,2 juta.

74% konsumen mengandalkan media sosial untuk membantu mereka membuat keputusan berbelanja.

Instagram memiliki ROI yang tinggi untuk influencer Instagram, dengan pemasaran influencer membayar rata-rata $6,85 per $1 yang dibelanjakan.

Mengapa memilih pemasaran influencer?

Merek yang fokus pada pemasaran influencer harus memperhatikan tren industri untuk mengembangkan strategi pemasaran secara keseluruhan. Kami telah mengidentifikasi 3 tren pemasaran influencer paling menonjol di tahun 2017:

Tekankan pemasaran konten

Pada tahun 2016, kami melihat dan mengalami dampak positif, bukan positif, dari pemasaran influencer terhadap merek. Beberapa kesalahan yang dilakukan merek termasuk terlalu sering menggunakan influencer, memilih influencer yang tidak relevan dengan merek, dan banyak lagi. Namun, ada satu kesalahan fatal yang harus dihindari: memposting konten yang tidak relevan dengan audiens Anda.

Kemudian pada tahun 2017, penekanan pada konten premium mulai mendapatkan daya tarik. Konten yang diposting oleh influencer Indonesia tidak hanya menarik dan interaktif, tetapi juga baru, segar, natural, cocok untuk brand dan influencer, dapat dibagikan, dan mencakup ajakan bertindak untuk dapat mencapai tujuan yang lebih luas dan menghasilkan hasil yang lebih baik. positif. Akibatnya, merek yang berinvestasi besar dalam menciptakan konten berkualitas akan menonjol.

Pemasaran Influencer yang Berpusat pada Orang

Sebagian besar merek dan pemasar berfokus untuk memanfaatkan kebangkitan pemasaran influencer tanpa mempertimbangkan alasan di balik upaya pemasaran. Selama beberapa tahun ke depan, akan sangat penting bagi merek untuk menjadi lebih berpusat pada orang dan berpusat pada pemirsa saat mereka menerapkan setiap kampanye.

Influencer marketing di tahun 2017 perlu memberikan apa yang diinginkan konsumen, sekaligus menjelaskan bagaimana membeli produk atau layanan akan menambah nilai bagi kehidupan mereka. Karena banyak pemasar menjalankan kampanye tanpa mempertimbangkan audiens mereka, menjadi yang pertama beresonansi dengan audiens Anda akan membawa merek Anda selangkah lebih maju.

Indonesia menjadi penghindar risiko

Karena penghindaran risiko, konsumen Indonesia semakin mengandalkan influencer dan dari mulut ke mulut untuk membuat keputusan pembelian. Ini harus dilihat sebagai peluang untuk memanfaatkan influencer yang tersedia untuk menghasilkan lebih banyak penjualan melalui platform online.